Cari Blog Ini

Rabu, 13 Oktober 2010

Dampak "Mengerikan" Alat Kesehatan, Dari Kanker Hingga Leukimia

Bila tidak terlalu diperlukan, para ahli menyarankan agar anak-anak tidak melakukan pemeriksaan sinar-X atau CT Scan. Radiasi dari alat-alat tersebut dalam waktu lama meningkatkan ancaman leukimia.

Alat-alat pemindai kesehatan, seperti sinar-X atau CT Scan memang bisa memberikan hasil tes medis secara cepat dan rinci. Beberapa penyakit pada anak seperti radang paru atau patah tulang juga membutuhkan alat-alat pemindai kesehatan untuk diagnosis yang lebih akurat.

Tetapi para ahli juga mengingatkan bahaya terselubung yang mungkin timbul. Pada anak-anak, paparan sinar-X tiga kali atau lebih akan meningkatkan ancaman leukimia. "Menghindari atau mengurangi paparan radiasi sangat penting," kata Patricia Buffler, dari Univesitas Berkeleys School of Public Health, Amerika.

Dalam penelitiannya, ia mengamati catatan medis 711 anak berusia maksimal 14 tahun yang didiagnosa leukimia limfoid akut di California antara tahun 1995-2008. Ia membandingkannya dengan data anak yang tidak menderita leukimia.

Secara umum peningkatan risiko leukimia pada anak memang tidak terlalu besar. Dari 100.000 anak, ada 4 yang terkena leukimia. Namun, meski kasus kankernya kecil, tetap saja risikonya ada. Buffler menjelaskan, radiasi yang terdapat dalam sinar-X membuat sel-sel dalam tubuh bermutasi dan menciptakan kanker. CT-Scan yang belakangan ini sangat populer memiliki tingkat radiasi yang lebih tinggi.

Pemajanan medan elektromagnet yang terlalu sering diduga meningkatkan risiko kanker. Demikian studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah New England Journal of Medicine.

Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan survei terhadap 950.000 pasien. Hampir 70 persen pasien pernah mengalami sekurangnya satu kali prosedur pencitraan yang membuat mereka terpajan. Dalam waktu tiga tahun selanjutnya, diketahui mereka menderita kanker.

Secara teoritis, radiasi elektromagnetik berpotensi mengganggu kesehatan bila terpajan melampaui Nilai Ambang Batas Pemajanan. Leukimia, limfoma, kemandulan pada pria, cacat kongenital, proses degenaratif, perubahan ritme jantung, perubahan metabolisme melatonin, neurosis, merupakan contoh penyakit yang bisa ditimbulkan akibat pajanan ini (IDI, 1997).

Menurut para ahli, seharusnya pemeriksaan dengan pencitraan yang dilakukan lebih dari satu kali dilakukan bila manfaatnya lebih besar dari risikonya. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan banyak dokter yang memiliki fasilitas pencitraan meminta pasiennya melakukan pemeriksaan MRI, pemindaian CT 27 hingga 54 persen lebih banyak dibanding dokter lain yang tak memiliki fasilitas serupa.

Saat ini ada 3.500 izin penggunaan peralatan radiologi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir di seluruh Indonesia. Peralatan rontgen yang digunakan di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 6.000 unit. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai dosis radiasi yang tepat bagi pasien.

1 komentar: